Musim Hujan, BPBD Kabupaten Pasuruan Tingkatkan Kewaspadaan


Tanggul Turus Pandaan saat perbaikan setelah dilanda banjir hebat, 2010

Musim hujan saat ini sudah mulai memasuki periode intens, dimana hal ini dapat dilihat dari curah hujan yang semakin tinggi mengguyur seluruh wilayah Kabupaten Pasuruan. Terkait hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi alam yang berpotensi mengakibatkan bencana. Baik banjir, tanah longsor maupun angin puting beliung. Demikian disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana menyikapi tingginya resiko bencana di wilayah Kabupaten Pasuruan seperti dilansir oleh website resmi Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Diantara skenario pengurangan resiko bencana dilakukan dengan rajin menghimbau masyarakat agar sadar bencana serta mampu mengurangi resiko bencana. Artinya, masyarakat mampu mengenali ancaman bencana untuk kemudian disikapi langsung. Misalnya, pemaprasan pohon-pohon besar/ tua yang berpotensi roboh/ keropos jika terjadi angin kencang.

“Kami terus meningkatkan kewaspadaan bencana agar dapat mereduksi resiko bencana. Terutama memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya sadar bencana. Jika sudah ada kesadaran, maka mereka bisa lebih tangguh dalam menghadapi ancaman bencana”, tuturnya pagi tadi, Rabu (2/1/2019) pada saat dikonfirmasi Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan.

Di sisi lain, BPBD Kabupaten Pasuruan intens bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda melalui sistem informasi monitoring pengiriman data curah hujan. Termasuk berkoordinasi dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berkaitan dengan penanganan bencana seperti PU Bina Marga, Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Kecamatan dalam melakukan mitigasi bencana.

“Di SK Bupati tentang Siaga Bencana kan sudah disebutkan jika seluruh OPD yang berhubungan dengan penanganan bencana wajib melakukan mitigasi terhadap kondisi hidrometeorologi yang bisa sebabkan bencana. Ini berlaku sejak Desember 2018 sampai Maret 2019. Pastinya prosesnya harus sesuai dengan SOP yang berlaku”, terangnya.

Bakti menambahkan, hal terpenting dalam penanganan bencana adalah penyelamatan manusia agar jangan sampai ada korban atau zero victim. Setidaknya ada lima ribu relawan siap untuk membantu masyarakat dalam menghadapi bencana. Sementara itu, hasil dari pemetaan kawasan rawan bencana banjir di Kabupaten Pasuruan ada sepuluh Kecamatan. Masing-masing, Gempol, Beji, Bangil, Kraton, Grati, Gondangwetan, Nguling, Rejoso, Pohjentrek dan Winongan.

Sebelumnya, dalam Apel Siap Siaga Penanggulangan Bencana di halaman Sentra Produk Unggulan, Pogar Bangil, (5/12/2018), Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf menyampaikan bahwa Pemkab Pasuruan telah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam hal kebencanaan. Diantaranya Kementrian Pekerjaan Umum untuk melakukan normalisasi sungai Kedunglarangan, pelebaran dan pendalaman sungai dari Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Bangil sampai ke selat Madura.

 

Tinggalkan komentar